Jumat, 11 Juli 2025 – Pada penutupan pekan pagi ini harga minyak terpantau bergerak terkoreksi menguat didukung oleh sejumlah sentimen positif antara lain pandangan optimis OPEC terkait permintaan minyak global, proyeksi positif ekspor minyak Saudi ke China, serta gangguan keamanan di jalur Laut Merah. Meski demikian, potensi ancaman tarif Trump membatasi kenaikan harga lebih lanjut.
Dalam laporan World Oil Outlook yang dirilis pada hari Kamis, OPEC memperkirakan permintaan minyak global akan naik 19% atau mencapai 123 juta barel per hari pada tahun 2050. India diperkirakan akan menjadi pendorong terbesar permintaan tersebut, sekitar 8,2 juta barel per hari pada tahun 2050, dan penarikan diri Trump dari kesepakatan iklim Paris merupakan salah satu alasan mengapa penggunaan bahan bakar fosil akan terus meningkat, tambah OPEC. Dalam jangka pendek, OPEC memperkirakan permintaan dunia akan mencapai rata-rata 105 juta bph tahun ini, dan tumbuh menjadi rata-rata 106,3 juta bph pada tahun 2026, kemudian kembali naik menjadi 111,6 juta bph pada tahun 2029.
Turut mendukung harga, ekspor minyak mentah Arab Saudi ke China diperkirakan akan mencapai level tertinggi dalam lebih dari dua tahun pada bulan Agustus, dengan proyeksi pengiriman sekitar 51 juta barel atau 1,65 juta bph, ungkap lima sumber pada hari Jumat. Kilang minyak milik negara Sinopec yang merupakan kilang terbesar di Asia ini diperkirakan akan menampung lebih banyak minyak mentah pasca menyelesaikan pemeliharaan pada kuartal kedua, tambah sumber tersebut.
Dukungan lainnya datang dari meningkatnya ancaman yang mengganggu keamanan di jalur pelayaran Laut Merah. Sumber keamanan maritim pada hari Kamis melaporkan telah berhasil menyelamatkan empat korban selamat dari kapal yang ditabrak Houthi di Laut Merah, dan 10 orang masih hilang, tepat sehari setelah kelompok Houthi menenggelamkan kapal Yunani Eternity C dan mengatakan mereka menahan beberapa awak yang masih hilang.
Sementara itu, Presiden AS Donald Trump pada hari Kamis kembali mengumumkan akan mengenakan tarif 35% untuk impor dari Kanada mulai 1 Agustus mendatang dan berencana untuk mengenakan tarif menyeluruh sebesar 15% atau 20% kepada sebagian besar mitra dagang lainnya. Keputusan Trump tersebut menyusul tarif 50% untuk tembaga yang diumumkan sebelumnya pada hari Rabu, menambah kekhawatiran akan mengancam pertumbuhan ekonomi global.
Melihat dari sudut pandang teknis, harga minyak berpotensi menemui posisi resistance terdekat di level $70 per barel. Namun, apabila menemui katalis negatif maka harga berpotensi turun ke support terdekat di level $65 per barel.
Source : ICDX