Senin, 21 Juli 2025 – Pasangan mata uang Kiwi turun ke area 0.5967. Pasangan mata uang Dolar Kiwi kembali melemah di awal pekan perdagangan, imbas rilis data inflasi Selandia Baru untuk kuartal kedua yang mengecewakan, sehingga memperkuat ekspektasi bahwa Reserve Bank of New Zealand (RBNZ) tidak akan menaikkan suku bunga dalam waktu dekat. Data resmi menunjukkan Indeks Harga Konsumen (CPI) tumbuh sebesar 2,7% secara tahunan pada Q2 2025, sedikit di bawah ekspektasi pasar sebesar 2,8%, meskipun masih lebih tinggi dari 2,5% pada kuartal sebelumnya. Secara kuartalan, inflasi justru melambat ke 0,5%, menandai perlambatan dari 0,9% di Q1 dan di bawah perkiraan 0,6%. Angka ini menjadi sinyal bagi pasar bahwa tekanan harga mulai mereda, dan memperkuat keyakinan bahwa RBNZ akan mempertahankan suku bunga acuan di level 3,25% pada pertemuan Agustus mendatang. Dengan latar belakang ekonomi domestik yang lesu dan inflasi yang mulai terkontrol, ruang untuk pelonggaran moneter kembali terbuka. Pasar kini menanti data neraca perdagangan Selandia Baru yang akan dirilis Selasa sebagai konfirmasi lanjutan terhadap arah kebijakan bank sentral.

Tekanan tambahan terhadap NZD juga datang dari arah eksternal, terutama keputusan People’s Bank of China (PBoC) untuk mempertahankan Loan Prime Rate satu tahun dan lima tahun masing-masing di level 3,00% dan 3,50%. Sebagai mitra dagang utama Selandia Baru, setiap langkah kebijakan dari China sangat memengaruhi outlook NZD. Keputusan PBoC ini mencerminkan pendekatan hati-hati otoritas moneter China di tengah ketidakpastian global dan perlambatan domestik. Stabilnya suku bunga tersebut juga memberi sinyal bahwa China belum melihat urgensi untuk stimulus besar dalam waktu dekat, yang pada akhirnya menekan ekspektasi terhadap peningkatan permintaan ekspor dari Selandia Baru. Di saat bersamaan, ketegangan dagang antara AS dan China masih menjadi latar risiko besar, terutama menjelang tenggat 12 Agustus untuk kesepakatan tarif jangka panjang. Pernyataan Menteri Perdagangan China Wang Wentao bahwa Beijing ingin menstabilkan hubungan dagang dengan Washington bisa menenangkan pasar dalam jangka pendek, namun pelaku pasar masih bersikap hati-hati, menunggu kepastian lebih lanjut. Ketergantungan ekonomi Selandia Baru terhadap ekspor ke China membuat NZD rentan terhadap setiap sentimen negatif dari Negeri Tirai Bambu.

Dari sisi Amerika Serikat, Dolar AS sempat melemah secara luas di akhir pekan lalu setelah pernyataan dovish dari Gubernur Federal Reserve Christopher Waller yang menyarankan pemangkasan suku bunga pada pertemuan Juli. Waller menyebut bahwa meskipun pasar tenaga kerja secara umum masih solid, sektor swasta menunjukkan tanda-tanda pelemahan. Ia juga menekankan bahwa risiko ekonomi meningkat dan tekanan inflasi akibat tarif kemungkinan bersifat sementara. Pernyataan ini menimbulkan reaksi pasar berupa koreksi pada imbal hasil obligasi dan penurunan Indeks Dolar AS (DXY), yang memberi ruang rebound jangka pendek bagi pasangan NZD/USD. Namun demikian, pelemahan Dolar AS ini belum mampu mengangkat Kiwi secara signifikan, karena sentimen global terhadap aset berisiko masih rapuh. Dengan kombinasi inflasi Selandia Baru yang mulai turun, kebijakan moneter China yang stagnan, dan sinyal pelonggaran dari The Fed, pasangan NZDUSD masih cenderung dalam tekanan dan akan sangat bergantung pada arah kebijakan suku bunga global serta perkembangan geopolitik dalam beberapa minggu ke depan.

Harga pada pasangan mata uang USDJPY turun. Support terdekatnya di area 0.5920 dan resistance terdekatnya di zona 0.6010. Support lanjutan di zona 0.5890 dan dilanjutkan ke zona 0.5850. Resistance lanjutan di zona 0.6040 dan dilanjutkan resistance selanjutnya di zona 0.6075.

EURUSD – Pasangan mata uang Euro turun ke zona 1.1629. Pasangan mata uang Euro menguat didorong oleh pelemahan dolar AS di tengah perbedaan pandangan di internal The Fed mengenai arah kebijakan suku bunga. Meskipun sebelumnya sempat menyentuh level terendah 1,1555, pasangan ini pulih dan diperdagangkan di sekitar 1,1650. Data ZEW Jerman yang lebih baik dari ekspektasi dan hasil HICP yang tetap moderat turut menopang euro. Di sisi lain, komentar dovish dari Gubernur The Fed Christopher Waller dan data inflasi inti AS yang sedikit di bawah ekspektasi memperkuat spekulasi penurunan suku bunga pada paruh kedua tahun ini, meski tekanan tarif dari pemerintahan Trump masih membayangi. Fokus minggu depan tertuju pada keputusan suku bunga ECB, di mana pasar memperkirakan bank sentral akan menahan suku bunga setelah pemangkasan bulan lalu. Support terdekatnya di zona 1.1590 dan resistance terdekatnya di zona 1.1660.

GBPUSD – Pasangan mata uang Pound turun ke area 1.3408. Kinerja mata uang Poundsterling menunjukkan penguatan tipis setelah mencetak dasar sementara pasca koreksi tajam sejak awal Juli. Meskipun data ketenagakerjaan Inggris menunjukkan tingkat pengangguran naik menjadi 4,7%, revisi ke atas data Mei dan ekspektasi inflasi yang masih tinggi menahan penurunan lebih lanjut pada sterling. Di sisi AS, data sentimen konsumen dari University of Michigan menunjukkan sedikit perbaikan, namun ekspektasi inflasi jangka panjang justru turun, memperkuat ekspektasi penurunan suku bunga oleh The Fed. Ketidakpastian kebijakan moneter BoE dan sinyal dovish dari beberapa pejabat Fed mendorong cable untuk mempertahankan momentumnya, meski tren jangka menengah masih cenderung rentan. Support terdekatnya di area 1.3370 dan resistance terdekatnya di zona 1.3450.

AUDUSD – Pasangan mata uang Aussie naik ke zona 0.6509. Dolar Aussie mencatat rebound setelah terpuruk akibat data ketenagakerjaan Australia yang lemah, seiring tekanan terhadap dolar AS meningkat menyusul pernyataan dovish dari pejabat The Fed dan turunnya imbal hasil obligasi AS. Di sisi domestik, data pengangguran Australia naik ke 4,3% dan penciptaan lapangan kerja jauh di bawah ekspektasi, memperkuat peluang pemangkasan suku bunga oleh RBA pada bulan Agustus. Namun, rebound harga bijih besi dan harapan dukungan tambahan dari kebijakan ekonomi China ikut memperkuat Aussie. Untuk saat ini, AUDUSD mendapat ruang bernapas dari tekanan dolar AS, meskipun outlook jangka pendek tetap dibayangi oleh prospek pelonggaran moneter domestik. Support terdekatnya di zona 0.6475 dan resistance terdekatnya di zona 0.6540.

USDJPY – Pasangan mata uang Yen turun ke zona 148.44. USDJPY mengalami pelemahan pada akhir pekan lalu, meskipun sebelumnya sempat menguji level resistance, seiring meningkatnya ketidakpastian politik di Jepang serta perlambatan momentum Dolar AS. Menjelang pemilu Majelis Tinggi Jepang pada 20 Juli, investor mulai mengantisipasi risiko pergantian kepemimpinan jika koalisi yang dipimpin oleh Perdana Menteri Shigeru Ishiba gagal mempertahankan mayoritasnya. Jika partai oposisi dan kelompok populis memperoleh kekuatan, arah kebijakan fiskal Jepang berpotensi berubah drastis menuju belanja pemerintah yang lebih besar dan pemotongan pajak. Skema kebijakan ekspansif seperti itu bisa menekan imbal hasil obligasi pemerintah Jepang dan membuat Bank of Japan (BoJ) menunda rencana normalisasi suku bunga. Sentimen tersebut membuat Yen melemah ke dekat level terendah satu tahun terhadap Dolar AS. Namun, jika koalisi Ishiba berhasil mempertahankan kendali, stabilitas politik yang tercipta dapat memperkuat Yen dan mendorong koreksi teknikal pada USDJPY, apalagi saat ini pasangan ini menunjukkan potensi pola double top di area 149.00 yang sering menjadi sinyal pembalikan tren. Di sisi lain, komentar dovish dari pejabat The Fed seperti Christopher Waller yang mengisyaratkan pemangkasan suku bunga di bulan Juli mulai mengurangi daya tarik Dolar AS, menambah tekanan tambahan terhadap pasangan ini. Data PMI sektor jasa dan inflasi Tokyo yang akan dirilis minggu ini akan menjadi kunci penentu arah USDJPY ke depan. Support terdekatnya di area 148.00 dan resistance terdekatnya di zona 148.95.

USDCAD – Mata uang Loonie turun ke zona 1.3708. USDCAD juga mengalami tekanan jual yang signifikan, di tengah meningkatnya ekspektasi pasar terhadap pelonggaran kebijakan moneter AS. Dolar AS sempat mendapat dukungan dari data ekonomi yang kuat, termasuk penjualan ritel Juni yang naik 0.6% dan turunnya klaim pengangguran mingguan menjadi 221.000. Namun demikian, indeks Dolar AS (DXY) kehilangan sebagian besar penguatannya karena pasar semakin mempertimbangkan skenario pemangkasan suku bunga The Fed dalam waktu dekat. Sementara itu, harga minyak mentah, komoditas ekspor utama Kanada, tetap stabil di atas USD 65 per barel, memberi bantalan tambahan bagi Loonie. Selain itu, laporan awal dari University of Michigan menunjukkan kenaikan sentimen konsumen menjadi 61.8, tetapi revisi turun pada ekspektasi inflasi jangka pendek dan panjang semakin menguatkan alasan bagi The Fed untuk melonggarkan kebijakan. Faktor-faktor ini secara keseluruhan memperlemah USDCAD dan membuka ruang koreksi lebih lanjut dalam beberapa hari mendatang. Support terdekatnya di zona 1.3675 dan resistance terdekatnya di zona 1.3735.

USDCHF – Pasangan mata uang Swiss turun ke zona 0.8011. Mata uang Swiss turut mengalami pelemahan, setelah sempat menyentuh puncak tiga minggu sebelumnya di 0.8060, didorong oleh menurunnya permintaan terhadap Dolar AS dan menguatnya minat pasar terhadap aset safe haven seperti Franc Swiss. Meskipun Franc Swiss sempat tertahan oleh data inflasi domestik yang stabil dan kebijakan suku bunga 0% dari Swiss National Bank (SNB), pasar menilai stabilitas politik dan fiskal Swiss sebagai daya tarik tersendiri di tengah gejolak global. Support terdekatnya di area 0.7980 dan resistance terdekatnya di zona 0.8050.

Source : ICDX