Selasa, 29 Juli 2025 – Pasangan mata uang Euro melemah sebesar 0.12% ke level pembukaan 1.1598. Pergerakan ini menunjukkan tekanan jual masih dominan.  Euro mengalami tekanan signifikan terhadap Dolar AS, dengan EURUSD jatuh lebih dari 1% ke kisaran 1.1590, level terendah dalam beberapa pekan terakhir. Sentimen pasar memburuk setelah kesepakatan dagang antara AS dan Uni Eropa diumumkan pada akhir pekan, di mana meskipun berhasil menghindari tarif 30%, Uni Eropa tetap harus menerima tarif tetap sebesar 15% atas sebagian besar ekspornya ke AS. Di sisi lain, AS akan menerima investasi tambahan sebesar USD 600 miliar dan komitmen pembelian energi sebesar USD 750 miliar dari Eropa, memperkuat posisi ekonomi dan politik AS secara global.

Di pasar valuta asing, investor menilai kesepakatan ini sebagai kemunduran struktural bagi Eropa. Tekanan terhadap euro semakin diperparah oleh kurangnya arah kebijakan moneter yang tegas dari ECB, yang masih bersikap wait and see meski data inflasi dan pertumbuhan di kawasan tersebut mulai menunjukkan perlambatan. Bahkan dorongan terhadap penguatan euro berbasis stablecoin seperti yang digaungkan oleh ECB Adviser Jürgen Schaaf belum mampu menenangkan pasar, yang saat ini lebih fokus pada tekanan nyata dari sisi perdagangan dan kebijakan fiskal.

Sementara itu, pelaku pasar global kini menanti keputusan suku bunga The Fed yang akan diumumkan dalam waktu dekat. Ekspektasi pasar masih mengarah pada tidak adanya perubahan suku bunga pada pertemuan kali ini, tetapi pidato Jerome Powell akan menjadi kunci arah pasar selanjutnya. Jika nada yang disampaikan hawkish atau netral, EURUSD berisiko turun lebih lanjut ke bawah 1.1550, terutama jika data PCE dan tenaga kerja AS mendukung penguatan dolar dalam beberapa hari ke depan.

Harga pada pasangan mata uang EURUSD turun. Support terdekat berada di zona 1.1565, sedangkan resistance terdekat kini bergeser ke area 1.1635. Support lanjutan di zona 1.1530 dan dilanjutkan ke zona 1.1490. Resistance lanjutan di zona 1.1670 dan dilanjutkan resistance selanjutnya di zona 1.1710.

GBPUSD – Poundsterling terkoreksi 0.13% ke level pembukaan 1.3361. Aksi jual mengindikasikan potensi tekanan lanjutan dalam jangka pendek. Poundsterling melemah ke bawah 1.3400 dan menyentuh level terendah sepuluh minggu setelah sentimen pasar didominasi penguatan dolar AS pasca kesepakatan dagang antara AS dan Uni Eropa. Di tengah minimnya rilis data ekonomi Inggris, pelaku pasar lebih fokus pada kebijakan moneter The Fed, yang akan diumumkan minggu ini. Ekspektasi terhadap pemangkasan suku bunga Fed di bulan September sebesar 25 bps mulai menguat, meski probabilitas saat ini baru berada di kisaran 63%. Di sisi lain, pasar uang bahkan sudah mengantisipasi hampir 100% peluang pemangkasan suku bunga oleh Bank of England pada pertemuan 7 Agustus. Minimnya katalis dari Inggris membuat GBPUSD sepenuhnya terombang-ambing oleh dinamika dolar. Data inflasi Inggris yang masih tinggi belum cukup menghalangi ekspektasi pasar terhadap pelonggaran moneter BoE. Sementara itu, rangkaian data AS seperti GDP Q2, PCE, dan NFP yang akan dirilis pekan ini berpotensi memperkuat arah kebijakan The Fed. Jika hasilnya solid, tekanan terhadap GBPUSD bisa semakin dalam, terutama karena ketidakpastian arah suku bunga BoE di tengah stagnasi pertumbuhan. Support terdekat berada di level 1.3310, dengan resistance terdekat di sekitar 1.3385.

AUDUSD – Dolar Australia turun tajam sebesar 0.21% ke zona pembukaan 0.6525. Koreksi ini memperkuat potensi bearish. AUDUSD terus melemah dan kembali tertekan ke bawah level psikologis 0.6500, seiring penguatan dolar AS pasca tercapainya kesepakatan dagang antara AS dan Uni Eropa yang menetapkan tarif 15% untuk barang-barang Eropa. Selain itu, penguatan indeks Dolar AS (DXY) yang menyentuh level tertinggi mingguan turut membebani permintaan terhadap aset berisiko seperti Aussie. Kekhawatiran pasar meningkat menjelang rilis data inflasi Australia kuartal kedua, yang menjadi kunci keputusan suku bunga RBA bulan depan. Di sisi eksternal, perkembangan negosiasi dagang AS-Tiongkok serta spekulasi soal arah kebijakan The Fed juga memengaruhi sentimen. Meskipun Fed diperkirakan menahan suku bunga pekan ini, pidato Jerome Powell dan data ekonomi utama AS seperti GDP dan PCE bisa memperkuat dolar lebih lanjut. Jika inflasi Australia terbukti lemah, peluang pemangkasan suku bunga oleh RBA akan terbuka lebar, dan AUDUSD berisiko lanjut turun ke area support 0.6450 dalam waktu dekat. Support terdekat berada di level 0.6450, dan resistance terdekat berada di 0.6565.

NZDUSD – Kiwi melemah 0.13% ke level 0.5969, mencerminkan sentimen negatif masih mendominasi. Penurunan mata uang ini dikarenakan penguatan dolar AS yang disokong ekspektasi suku bunga tinggi dari The Fed. Data tenaga kerja dan PCE AS yang kuat memperkuat sentimen bahwa Fed tidak akan buru-buru memangkas suku bunga, meski ada tekanan politik dari Gedung Putih terhadap Powell. Di sisi lain, perjanjian dagang AS-Uni Eropa dan potensi perpanjangan gencatan tarif antara AS-Tiongkok turut menekan daya tarik safe haven, termasuk dolar Selandia Baru yang berperan sebagai proksi Tiongkok. Meskipun sempat mendapat dukungan dari sentimen positif terkait perundingan dagang AS-Tiongkok, arah NZDUSD tetap sensitif terhadap perkembangan dari AS. Fokus pekan ini tertuju pada FOMC dan laporan tenaga kerja AS. Jika data payroll lebih kuat dari ekspektasi, hal ini dapat memperkuat dolar AS dan mendorong NZDUSD turun lebih dalam ke area 0.5950. Sentimen pasar masih cenderung risk-off dan ini membuat kiwi berisiko lanjut melemah dalam jangka pendek. Support terdekat ada di 0.5935, dan resistance terdekat di sekitar 0.6005.

USDJPY – Pasangan ini menguat 0.15% ke 148.49, mencerminkan penguatan dolar terhadap yen. USDJPY menguat selama empat hari berturut-turut dan kini diperdagangkan mendekati level 148.70, level tertinggi dalam satu setengah minggu terakhir. Penguatan ini didorong oleh meredanya permintaan terhadap aset safe haven seperti Yen Jepang setelah tercapainya kesepakatan dagang AS-UE yang mengurangi ketidakpastian pasar. Selain itu, data ekonomi AS yang solid dan ekspektasi bahwa The Fed akan menahan suku bunga pekan ini memperkuat posisi Dolar AS. Sementara itu, prospek kebijakan Bank of Japan masih belum memberikan katalis positif bagi Yen. Inflasi yang mereda di Jepang dan ketidakpastian politik domestik membuat pasar tidak lagi mengharapkan kenaikan suku bunga dalam waktu dekat. Hal ini mengakibatkan perbedaan suku bunga antara AS dan Jepang semakin lebar, memperbesar minat carry trade dan mendukung USD/JPY untuk tetap berada dalam tren naik. Support terdekat kini berada di area 148.10, dengan resistance terdekat di 148.85.

USDCHF – Dolar AS menguat terhadap franc Swiss sebesar 0.09% ke zona 0.8031. Pergerakan ini menandakan potensi uptrend lanjutan. USDCHF mencatatkan kenaikan tajam dan diperdagangkan mendekati level tertinggi dalam lebih dari seminggu. Penguatan ini sebagian besar ditopang oleh arus modal ke Dolar AS pasca diumumkannya kesepakatan dagang antara AS dan Uni Eropa. Perjanjian tersebut membantu meredakan kekhawatiran pasar dan mengurangi minat terhadap aset safe haven seperti Swiss Franc. DXY juga menguat mendekati 98.70, mendukung momentum bullish pasangan ini. Sementara itu, Swiss National Bank (SNB) tetap mempertahankan kebijakan dovish, bahkan tidak menutup kemungkinan kembali menerapkan suku bunga negatif. Kesenjangan arah kebijakan moneter antara SNB dan The Fed memperbesar potensi kenaikan USDCHF lebih lanjut, terutama jika data ekonomi AS pekan ini termasuk GDP kuartal II dan PCE Core mendukung narasi bahwa suku bunga AS akan tetap tinggi dalam waktu lebih lama. Support terdekat ada di 0.7990, sedangkan resistance terdekat di 0.8070.

USDCAD – meski sentimen pasar global menunjukkan perbaikan usai kesepakatan dagang AS-UE. Meski Dolar AS menguat, Loonie gagal memanfaatkan naiknya harga minyak karena masih dibayangi ketidakpastian seputar negosiasi dagang AS Kanada yang belum mencapai titik terang menjelang tenggat waktu 1 Agustus. Trump menyatakan tidak tertarik dengan kompromi, sementara Kanada menegaskan tidak akan menerima kesepakatan yang merugikan. Kombinasi antara kebuntuan negosiasi dan meningkatnya ketegangan geopolitik, termasuk ancaman Trump untuk mempercepat sanksi terhadap Rusia, turut memberikan tekanan tambahan terhadap CAD. Di sisi lain, pelaku pasar menantikan keputusan suku bunga dari The Fed dan Bank of Canada minggu ini, di mana keduanya diperkirakan menahan suku bunga. Namun, pernyataan pasca-keputusan terutama dari BoC akan menjadi kunci arah berikutnya bagi pasangan USDCAD. Support terdekat berada di 1.3700, dengan resistance terdekat di 1.3775.