Senin, 28 Juli 2025 – Mengawali pembukaan pekan pagi ini, harga minyak terpantau bergerak menguat didukung oleh sinyal meredanya ancaman perang dagang antara AS dengan UE pasca Trump menurunkan tarif impor UE hingga setengah dari ancaman tarif awal, dan potensi berlanjutnya jeda tarif antara AS dan China.

Presiden AS Donald Trump dan Presiden Komisi Eropa Ursula von der Leyen pada hari Minggu mengumumkan telah mencapai kesepakatan untuk mengenakan tarif impor 15% yang berlaku untuk mobil, farmasi, semikonduktor. Sebagai imbalan atas pemangkasan tarif tersebut, UE sepakat untuk melakukan investasi senilai $600 miliar di AS, lebih banyak pembelian energi dan pertahanan militer dari AS. Meskipun AS masih mempertahankan tarif 50% untuk baja dan aluminium, namun pengurangan tarif AS untuk sebagian besar barang UE itu meredam ancaman lebih lanjut yang mengarah pada konflik dagang yang lebih luas antara AS dengan UE.

Masih terkait konflik tarif, AS dan China akan memulai perundingan baru di Stockholm pada hari Senin untuk membahas potensi memperpanjang gencatan tarif selama tiga bulan dan menjaga tarif yang jauh lebih tinggi. China diberikan batas waktu hingga 12 Agustus untuk mencapai kesepakatan tarif berkelanjutan dengan AS, setelah tercapainya kesepakatan awal pada bulan Mei dan Juni lalu, jika tidak maka tarif impor China berpotensi kembali ke tingkat tiga digit yang diancam oleh Trump.

Dukungan lainnya datang dari Houthi Yaman yang pada hari Minggu mengancam akan menargetkan kapal-kapal yang terkait dengan perusahaan-perusahaan yang berbisnis dengan pelabuhan-pelabuhan Israel, terlepas dari kewarganegaraan mereka, sebagai bagian dari fase keempat operasi militer Houthi terhadap Israel terkait konflik Gaza. Agar terhindar dari eskalasi itu, Juru bicara kelompok Houthi menyerukan semua negara mendesak Israel untuk menghentikan agresinya dan mencabut blokade di Jalur Gaza.

Sementara itu, data ekonomi terbaru China yang dirilis oleh Biro Statistik Nasional pada hari Minggu menunjukkan laba sektor industri di negara importir minyak terbesar pertama dunia itu turun 4,3% pada bulan Juni secara tahunan, menyusul penurunan 9,1% pada bulan Mei. Secara semester, laba di perusahaan industri China turun 1,8% pada paruh pertama, ungkap data tersebut. 

Melihat dari sudut pandang teknis, harga minyak berpotensi menemui posisi resistance terdekat di level $68 per barel. Namun, apabila menemui katalis negatif maka harga berpotensi turun ke support terdekat di level $63 per barel.

Source : ICDX