Kamis, 03 Juli 2025 – Pasangan mata uang Aussie turun ke zona 0.6583. Performa mata uang Aussie kembali melemah imbas tekanan dari data ekonomi domestik Australia yang lesu, prospek pelonggaran lebih lanjut dari RBA, dan sentimen global yang condong mendukung penguatan USD menjelang rilis data tenaga kerja utama AS.
Dolar Australia (AUD) tergelincir terhadap Dolar AS (USD) setelah rilis data ekonomi yang mengecewakan dari Australia. Retail Sales bulan Mei hanya tumbuh 0,2% secara bulanan, meleset dari ekspektasi 0,4%, menandakan konsumen masih berhati-hati dalam belanja. Surplus perdagangan Australia juga menyusut tajam menjadi AUD 2,24 miliar, jauh di bawah ekspektasi AUD 5,09 miliar. Pelemahan ekspor sebesar 2,7% dan lonjakan impor sebesar 3,8% mempertegas tekanan eksternal terhadap neraca perdagangan. Di sisi domestik, PMI Manufaktur Australia juga turun ke level 50,6, menunjukkan pelemahan output industri. Data-data ini memperkuat spekulasi pasar bahwa RBA kemungkinan besar akan memangkas suku bunga lagi dalam waktu dekat.
Sementara itu, meskipun Dolar AS sempat tertekan pasca laporan ADP Employment yang menunjukkan penurunan 33.000 pekerjaan swasta di bulan Juni, USD kembali menemukan pijakan setelah data JOLTS dan ISM Manufacturing menunjukkan ketahanan ekonomi AS. Ditambah lagi, ekspektasi bahwa The Fed akan mulai menurunkan suku bunga pada September sudah banyak dihargai pasar, tetapi pernyataan Powell yang menegaskan pendekatan berbasis data membuat NFP hari Kamis menjadi penentu utama arah kebijakan. Jika NFP turun tajam di bawah ekspektasi 110.000, tekanan terhadap USD bisa kembali, tetapi jika hasilnya masih solid, maka AUD/USD berisiko melemah lebih jauh.
Faktor eksternal lain seperti dinamika hubungan dagang antara AS dan mitra utamanya, termasuk Tiongkok dan negara Asia Pasifik, juga menjadi perhatian. Perbaikan kecil dalam PMI manufaktur Tiongkok belum cukup untuk mengangkat AUD secara signifikan, mengingat ketergantungan Australia terhadap permintaan Tiongkok. Selain itu, pengesahan RUU anggaran besar AS yang bernilai $3,3 triliun telah menimbulkan kekhawatiran fiskal jangka panjang, namun dalam jangka pendek justru mendorong imbal hasil obligasi AS naik, yang memperkuat USD secara teknikal. Dalam kondisi ini, AUD/USD cenderung tetap berada dalam tekanan, terutama jika data tenaga kerja AS memperkuat ekspektasi The Fed yang lebih berhati-hati daripada RBA yang sudah masuk siklus pelonggaran.
Harga pada pasangan mata uang EURUSD naik. Support terdekatnya di zona 0.6540 dan resistance terdekatnya di zona 0.6510. Support lanjutan di zona 0.6500 dan dilanjutkan ke zona 0.6470. Resistance lanjutan di zona 0.6580 dan dilanjutkan resistance selanjutnya di zona 0.6630.
EURUSD – Pasangan mata uang Euro turun ke zona 1.1809. Pasangan EURUSD mengalami pelemahan tipis menyusul laporan ketenagakerjaan AS yang mengecewakan namun diiringi oleh pemulihan Dolar AS. Data ADP menunjukkan bahwa sektor swasta di AS kehilangan 33.000 pekerjaan pada Juni, angka negatif pertama dalam dua tahun terakhir dan jauh di bawah ekspektasi penambahan 95.000 pekerjaan. Meskipun berita ini awalnya melemahkan Dolar, aksi beli kembali terjadi seiring pelaku pasar menantikan rilis data ketenagakerjaan Nonfarm Payrolls (NFP) pada Kamis. NFP diperkirakan hanya mencatat 110.000 penambahan pekerjaan, dengan tingkat pengangguran naik menjadi 4,3%. Ketidakpastian ini menjaga DXY tetap bertahan di sekitar 96.78 dan membatasi penguatan Euro. Dari sisi Eropa, data menunjukkan bahwa tingkat pengangguran zona euro naik menjadi 6,3% pada Mei, melampaui ekspektasi yang tetap di 6,2%. Sementara itu, komentar dari pejabat ECB juga menambah tekanan terhadap Euro, Mario Centeno dan Olli Rehn menyuarakan kekhawatiran atas risiko inflasi yang bertahan di bawah target 2%, mengindikasikan ruang pelonggaran moneter tetap terbuka. Di sisi lain, ECB tetap waspada meskipun inflasi utama tercatat stabil di 2% dan inflasi inti di 2,3% pada Juni. Keseimbangan ini menjaga EURUSD dalam fase konsolidasi. Di tengah ketidakpastian mengenai arah suku bunga The Fed, fokus pasar kini tertuju pada data NFP yang akan sangat menentukan prospek jangka pendek EURUSD. Jika data AS kembali mengecewakan, peluang pemangkasan suku bunga Fed pada September bisa semakin menguat, memberi ruang rebound bagi Euro. Namun untuk saat ini, nada dovish ECB dan ketidakpastian makro Eropa menahan penguatan lanjutan. Support terdekatnya di zona 1.1770 dan resistance terdekatnya di zona 1.1850.
GBPUSD – Pasangan mata uang Pound turun ke area 1.3667. Pound Sterling (GBP) terjun tajam terhadap Dolar AS (USD) setelah sebelumnya menyentuh level terendah harian 1.3562. Tekanan terhadap GBP berasal dari kekacauan politik internal Inggris, setelah 50 anggota parlemen dari Partai Buruh membelot dalam pemungutan suara atas reformasi tunjangan kesejahteraan, yang menghapus potensi penghematan anggaran sebesar £5 miliar hingga 2030. Ketidakpastian makin membesar dengan spekulasi bahwa Kanselir Keuangan Rachel Reeves dapat dicopot oleh Perdana Menteri Keir Starmer. Imbal hasil obligasi pemerintah Inggris (gilts) 10-tahun melonjak 25 basis poin ke 4,681%, tertinggi sejak krisis mini-budget pada era Liz Truss di Oktober 2022 menandakan kekhawatiran pasar terhadap prospek fiskal Inggris ke depan. Di sisi lain, meskipun data ketenagakerjaan AS menunjukkan bahwa sektor swasta kehilangan 33.000 pekerjaan pada Juni kontraksi pertama dalam dua tahun Dolar AS tetap tangguh. Investor kini fokus pada potensi pengesahan “One Big Beautiful Bill” oleh Presiden Trump yang bernilai $3,3 triliun, namun menghadapi hambatan politik dari kubu konservatif di DPR AS. Selain itu, Trump mengumumkan kesepakatan dagang dengan Vietnam dengan skema tarif 0% bagi ekspor AS, meskipun masih memberlakukan bea masuk 20%-40% terhadap produk Vietnam. Ketidakpastian kebijakan fiskal dan dagang baik di Inggris maupun AS memperkeruh outlook jangka pendek untuk GBPUSD, dengan risiko masih cenderung mengarah ke bawah hingga muncul kejelasan lebih lanjut dari sisi politik dan makroekonomi. Support terdekatnya di area 1.3620 dan resistance terdekatnya di zona 1.3695.
NZDUSD – Pasangan mata uang Kiwi turun ke area 0.6085. Performa mata uang NZDUSD melemah pada Rabu di tengah penguatan Dolar AS menjelang rilis data Nonfarm Payrolls (NFP) AS pada Kamis. Pasar menanti konfirmasi apakah pelemahan dalam laporan ketenagakerjaan ADP yang menunjukkan penurunan 33.000 pekerjaan pada Juni, jauh di bawah ekspektasi akan tercermin juga di laporan NFP yang diperkirakan hanya mencatat 110.000 pekerjaan baru. Sementara itu, sentimen terhadap Dolar AS pulih sebagian setelah data JOLTS menunjukkan peningkatan signifikan dalam lowongan kerja. Di sisi lain, Reserve Bank of New Zealand (RBNZ) telah memangkas suku bunga ke 3,25% untuk mendorong pertumbuhan di tengah pelemahan ekonomi domestik, sementara The Fed masih mempertahankan suku bunga tinggi dalam kisaran 4,25%-4,50%, namun membuka peluang pemangkasan apabila data inflasi dan ketenagakerjaan terus melemah. Ketidakpastian arah kebijakan ini membuat NZD tetap berada di bawah tekanan terhadap USD. Support terdekatnya di area 0.6040 dan resistance terdekatnya di zona 0.6105.
USDJPY – Pasangan mata uang Yen naik ke zona 143.63. Mata uang USDJPY kembali menguat pada Kamis seiring rebound moderat Dolar AS menjelang rilis data Nonfarm Payrolls (NFP) AS yang sangat dinantikan. Meskipun Yen Jepang sempat menguat dalam beberapa hari terakhir karena ekspektasi pasar terhadap normalisasi kebijakan moneter Bank of Japan (BoJ), penguatan tersebut tertahan oleh ketidakpastian perdagangan dan sikap wait-and-see dari BoJ sendiri. Gubernur BoJ Kazuo Ueda menyatakan bahwa suku bunga saat ini masih di bawah tingkat netral dan potensi kenaikan suku bunga akan bergantung pada dinamika inflasi. Sementara itu, investor mulai mengambil posisi hati-hati setelah ADP Employment Report menunjukkan penurunan tajam dalam perekrutan tenaga kerja swasta AS, yang membuka peluang pemangkasan suku bunga oleh The Fed, namun NFP hari ini akan menjadi penentu arah selanjutnya. Di sisi lain, sentimen terhadap Dolar AS tetap relatif stabil meski dibayangi kekhawatiran politik domestik. Presiden AS Donald Trump kembali menekan Ketua The Fed Jerome Powell agar segera mundur, sekaligus meningkatkan tekanan terhadap independensi bank sentral. Selain itu, Trump juga memperingatkan kemungkinan diberlakukannya tarif tambahan sebesar 30–35% terhadap impor Jepang jika kesepakatan dagang tak tercapai sebelum tenggat 9 Juli. Pernyataan ini meningkatkan ketegangan diplomatik dengan Tokyo dan memberi sinyal bahwa kebijakan perdagangan AS yang agresif belum akan mereda. Namun, untuk saat ini, pelaku pasar lebih fokus pada arah kebijakan suku bunga AS, dan ekspektasi pemangkasan suku bunga The Fed pada September terus menopang penguatan Dolar terhadap Yen. Support terdekatnya di area 143.20 dan resistance terdekatnya di zona 143.90.
USDCAD – Mata uang Loonie turun ke zona 1.3588. Pasangan mata uang Loonie menguat setelah sebelumnya sempat tertekan oleh kekhawatiran fiskal AS dan data ketenagakerjaan yang lemah. Meski Dolar AS sempat berada di bawah tekanan akibat turunnya data ADP Employment Change sebesar -33.000 untuk bulan Juni, kekhawatiran pasar terhadap penurunan harga minyak mentah global turut membebani Dolar Kanada (CAD). CAD sebagai mata uang komoditas sangat sensitif terhadap pergerakan harga minyak, dan dengan WTI saat ini tertahan di sekitar $65 per barel, potensi pelemahan CAD meningkat. Di sisi lain, pasar kini menanti rilis data Nonfarm Payrolls (NFP) AS malam ini yang diperkirakan akan menunjukkan kenaikan 110.000 pekerjaan, serta data ISM Services PMI dan klaim pengangguran mingguan. Jika hasilnya cukup solid, USD berpotensi memperpanjang penguatannya terhadap CAD meski tekanan jangka menengah dari isu fiskal AS masih membayangi. Support terdekatnya di zona 1.3550 dan resistance terdekatnya di zona 1.3610.
USDCHF – Pasangan mata uang Swiss turun ke zona 0.7915. USDCHF menguat tipis setelah mencatatkan titik terendah sejak September 2011. Penguatan Dolar AS terjadi meskipun sentimen pasar masih dibayangi ekspektasi pemangkasan suku bunga oleh Federal Reserve dalam waktu dekat dan kekhawatiran atas kondisi fiskal AS yang memburuk akibat dampak “One Big Beautiful Bill”. Sementara itu, data lowongan kerja JOLTS AS yang kuat dan peningkatan aktivitas manufaktur memberikan dukungan jangka pendek bagi USD, sekaligus menahan tekanan jual lebih lanjut. Di sisi lain, Swiss Franc masih mendapatkan dukungan dari status safe haven dan sinyal kebijakan yang relatif hawkish dari Swiss National Bank (SNB), meskipun pasar sebelumnya mengantisipasi potensi kembalinya suku bunga negatif. Fokus pasar kini tertuju pada data ketenagakerjaan ADP dan laporan Nonfarm Payrolls AS yang akan menjadi penentu arah selanjutnya bagi USDCHF. Support terdekatnya di area 0.7870 dan resistance terdekatnya di zona 0.7940.
Source : ICDX