Kamis, 10 Juli 2025 – Mata uang Yen turun ke zona 146.30 akibat tekanan terhadap Dolar AS yang melemah pasca-rilis risalah FOMC. Dokumen tersebut menunjukkan bahwa mayoritas anggota The Fed membuka peluang penurunan suku bunga pada paruh kedua tahun ini, terutama jika tekanan inflasi tetap mereda. Sementara itu, Yen Jepang mendapat dukungan dari statusnya sebagai aset safe haven, di tengah meningkatnya ketidakpastian global terkait kebijakan perdagangan Presiden AS Donald Trump. Rencana pengenaan tarif tambahan sebesar 20–50% terhadap delapan negara mulai 1 Agustus memicu kekhawatiran pasar, menambah tekanan pada Dolar dan meningkatkan permintaan terhadap Yen.
Meskipun Yen menguat dalam jangka pendek, potensi penguatan lebih lanjut cenderung terbatas akibat kondisi domestik yang masih lemah. Data Indeks Harga Produsen (IHP) Jepang menunjukkan perlambatan inflasi, sementara pertumbuhan upah nominal terus menurun selama tiga bulan berturut-turut hingga Mei 2025. Upah riil juga mencatatkan penurunan terbesar dalam hampir dua tahun terakhir, mengindikasikan tekanan daya beli rumah tangga. Di sisi lain, ketidakpastian politik dalam negeri pun bertambah, setelah survei media mengindikasikan risiko LDP dan Komeito gagal mempertahankan mayoritas di pemilu Dewan Penasehat 20 Juli mendatang, yang bisa membatasi minat terhadap JPY dalam jangka menengah.
Ke depan, perhatian pasar akan tertuju pada data mingguan klaim pengangguran AS serta pidato dari pejabat The Fed yang berpengaruh, yang dapat memberikan sinyal arah kebijakan moneter berikutnya. Jika data tenaga kerja AS menunjukkan pelemahan dan pejabat The Fed mengindikasikan penurunan suku bunga lebih lanjut, maka Dolar AS berisiko mengalami tekanan lanjutan. Namun, jika data menunjukkan ketahanan ekonomi AS, maka USD/JPY dapat menemukan kembali momentumnya. Di sisi lain, Jepang dikabarkan tengah mengupayakan pertemuan antara negosiator perdagangan dan Menteri Keuangan AS di World Expo 19 Juli, yang berpotensi meredakan tensi dagang bilateral jika hasilnya konstruktif.
Harga pada pasangan mata uang USDJPY turun. Support terdekatnya di area 145.99 dan resistance terdekatnya di zona 146.89. Support lanjutan di zona 145.69 dan dilanjutkan ke zona 144.79. Resistance lanjutan di zona 147.49 dan dilanjutkan resistance selanjutnya di zona 148.39.
EURUSD – Pasangan mata uang Euro naik ke zona 1.1719setelah risalah rapat Federal Open Market Committee (FOMC) bulan Juni dirilis, yang mengindikasikan peluang pemangkasan suku bunga oleh The Fed pada akhir tahun ini. Beberapa pejabat bahkan menyebutkan bahwa pemangkasan bisa dilakukan secepat bulan Juli, dengan catatan data ekonomi mendukung langkah tersebut. Meski demikian, penguatan Euro berlangsung di tengah tekanan eksternal dari meningkatnya ketegangan perdagangan global. Washington kembali mengirimkan pemberitahuan tarif ke berbagai negara seperti Filipina, Brasil, dan Sri Lanka, dengan tarif yang berkisar antara 20% hingga 50%. Uniknya, meskipun Gedung Putih tidak menyasar Uni Eropa secara langsung dalam paket tarif terbaru, Euro justru melemah sebelumnya akibat kekhawatiran pasar terhadap implikasi lanjutan dari kebijakan dagang AS secara global. Ditambah lagi, pernyataan Trump yang menyebut akan memberlakukan tarif tinggi pada sektor farmasi, semikonduktor, dan tembaga turut memperkuat ketidakpastian pasar. Sementara itu, Indeks Dolar AS (DXY) menutup sesi perdagangan relatif datar di 97,51, mencerminkan kehati-hatian pelaku pasar dalam mencerna sinyal-sinyal kebijakan moneter The Fed dan tensi perdagangan global. Support terdekatnya di area 1.1696 dan resistance terdekatnya di zona 1.1735.
GBPUSD – Pasangan mata uang Pound naik ke area 1.3580 seiring investor menunggu arah kebijakan moneter yang lebih jelas, baik dari sisi Inggris maupun Amerika Serikat. Kenaikan ini terjadi di tengah ketidakpastian yang dipicu oleh manuver kebijakan perdagangan Presiden Trump, yang kembali mempercepat ancaman tarif tambahan terhadap sejumlah negara. Meskipun langkah Trump kali ini terlihat lebih tegas, banyak pelaku pasar masih skeptis mengingat riwayat penundaan sebelumnya pada implementasi tarif. Di sisi makroekonomi, minggu ini tidak banyak rilis data ekonomi penting baik dari Inggris maupun AS, sehingga sentimen pasar lebih banyak digerakkan oleh narasi kebijakan dan retorika politik. Risalah FOMC terbaru memperlihatkan bahwa para pembuat kebijakan di The Fed masih bersikap hati-hati dalam menanggapi risiko inflasi dan ketidakpastian pasar tenaga kerja, dengan pandangan yang masih terpecah terkait waktu pemotongan suku bunga berikutnya. Beberapa anggota mendorong pemotongan secepatnya pada bulan Juli, sementara yang lain lebih memilih menunggu hingga 2026. Ketidakpastian ini, ditambah dengan sinyal perlambatan ekonomi global, turut menopang permintaan terhadap Pound sebagai alternatif sementara terhadap Dolar AS. Support terdekatnya di area 1.3558 dan resistance terdekatnya di zona 1.3614.
AUDUSD – Pasangan mata uang Aussie naik ke zona 0.6534 setelah keputusan mengejutkan dari Reserve Bank of Australia (RBA) yang mempertahankan suku bunga acuannya di level 3,85%. Pernyataan Gubernur RBA, Michele Bullock, menekankan bahwa risiko inflasi masih tinggi akibat tekanan biaya tenaga kerja dan lemahnya produktivitas. Hal ini memberikan sinyal bahwa RBA tidak terburu-buru untuk melakukan pelonggaran moneter. Namun demikian, proyeksi pasar mulai bergeser setelah survei Reuters memperkirakan bahwa RBA kemungkinan akan menurunkan suku bunga sebesar 25 basis poin pada bulan Agustus, dengan dukungan dari empat bank besar Australia. Tekanan terhadap AUD juga datang dari sisi eksternal, termasuk ketidakpastian perdagangan global yang kembali meningkat akibat ancaman tarif baru dari Presiden Trump terhadap berbagai negara seperti Indonesia, Bangladesh, dan Malaysia. Sementara itu, pelemahan data inflasi Tiongkok turut menjadi perhatian karena kedekatan hubungan dagang Australia dan Tiongkok. Di tengah kondisi tersebut, investor juga mencerna risalah FOMC AS yang menunjukkan sikap “wait and see” dari The Fed terhadap pemotongan suku bunga. Meskipun ekspektasi pemangkasan sudah mulai diperhitungkan pasar, ketidakpastian arah kebijakan tetap menekan Dolar AS. AUD pun mendapat ruang untuk bergerak naik dalam jangka pendek. Support terdekatnya di area 0.6513 dan resistance terdekatnya di zona 0.6551.
NZDUSD – Pasangan mata uang Kiwi naik ke area 0.5998 setelah Reserve Bank of New Zealand (RBNZ) mempertahankan suku bunga acuannya di level 3,25%, menghentikan siklus pelonggaran moneter untuk pertama kalinya sejak Agustus 2024. Keputusan ini mencerminkan sikap hati-hati bank sentral dalam menghadapi ketidakpastian ekonomi global serta tekanan inflasi jangka pendek. RBNZ menyatakan bahwa mempertahankan suku bunga akan memberi waktu untuk menilai perkembangan inflasi dan kondisi domestik sebelum pertemuan berikutnya. Nada kebijakan yang stabil ini memberikan dukungan tambahan terhadap NZD, meskipun risiko eksternal tetap membayangi. Di sisi lain, tekanan terhadap Dolar AS muncul dari rencana tarif besar-besaran oleh Presiden Trump, termasuk tarif 50% pada tembaga dan sektor strategis lainnya seperti farmasi dan semikonduktor. Ketegangan perdagangan yang kembali memanas menambah beban pada outlook pertumbuhan global dan menimbulkan ketidakpastian pasar. Selandia Baru, yang memiliki ketergantungan tinggi pada ekspor ke Tiongkok, bisa terkena dampak jika eskalasi antara AS dan Tiongkok kembali meningkat. Namun, untuk saat ini, investor cenderung menghargai stabilitas kebijakan moneter RBNZ dibandingkan arah kebijakan The Fed yang masih belum pasti. Support terdekatnya di area 0.5978 dan resistance terdekatnya di zona 0.6016.
USDCHF – Pasangan mata uang Swiss turun ke zona 0.7940, mencerminkan penurunan minat pasar terhadap Dolar AS setelah dirilisnya risalah rapat FOMC yang bernada dovish. Dalam risalah tersebut, sejumlah anggota Federal Reserve menyatakan kesiapan mereka untuk mulai mempertimbangkan pemangkasan suku bunga, dengan syarat bahwa data inflasi dan ketenagakerjaan terus menunjukkan perlambatan. Sikap ini memicu ekspektasi pasar akan pelonggaran kebijakan moneter AS dalam beberapa bulan ke depan, sehingga menekan Dolar terhadap sejumlah mata uang utama. Di sisi lain, Swiss Franc mendapatkan dukungan sebagai aset safe-haven di tengah meningkatnya ketidakpastian global akibat langkah-langkah proteksionis dari pemerintahan Trump. Kabar bahwa Washington kembali memberlakukan tarif hingga 50% terhadap sejumlah negara, termasuk mitra dagang strategis di Asia dan Amerika Selatan, meningkatkan kekhawatiran investor terhadap prospek pertumbuhan global. Swiss Franc, yang kerap menjadi tempat berlindung saat volatilitas meningkat, mendapat aliran modal masuk dari pelaku pasar yang mencari aset yang lebih aman. Meskipun tidak ada rilis data ekonomi besar dari Swiss minggu ini, tren pelemahan Dolar dan ketidakpastian eksternal cukup untuk mempertahankan tekanan turun terhadap USDCHF. Support terdekatnya di area 0.7926 dan resistance terdekatnya di zona 0.7966.
USDCAD – Mata uang Loonie turun ke zona 1.3683seiring dengan kombinasi pelemahan Dolar AS dan penguatan harga minyak dunia yang mendukung Loonie. Harga minyak mentah Brent dan WTI mengalami kenaikan signifikan dalam beberapa hari terakhir, ditopang oleh penurunan pasokan dari negara-negara OPEC+ serta ketegangan geopolitik di Timur Tengah yang memicu kekhawatiran terhadap stabilitas pasokan energi global. Sebagai mata uang yang sangat sensitif terhadap harga minyak, Dolar Kanada (CAD) ikut menguat di tengah sentimen positif terhadap komoditas. Dari sisi AS, risalah FOMC terbaru menunjukkan adanya pembelahan pandangan internal di The Fed, di mana sebagian anggota mulai mempertimbangkan pemangkasan suku bunga secepatnya dalam waktu dekat. Ini mengarahkan ekspektasi pasar bahwa The Fed akan mengambil langkah pelonggaran sebelum akhir tahun 2025, menekan yield obligasi dan membuat Dolar AS kehilangan sebagian daya tariknya. Sementara itu, Bank of Canada (BoC) tetap mempertahankan sikap hati-hati terhadap kebijakan moneter, dengan fokus utama pada stabilitas inflasi dan sektor perumahan domestik. Kombinasi dari kenaikan harga minyak dan pelemahan outlook Dolar AS memberikan dorongan bearish bagi USDCAD dalam jangka pendek. Support terdekatnya di area 1.3654 dan resistance terdekatnya di zona 1.3710.
Source : ICDX