Kamis, 10 Juli 2025 – Harga minyak pagi ini terpantau bergerak terkonsolidasi dipicu oleh pengumuman tarif terbaru Trump yang berpotensi mengancam pertumbuhan ekonomi global, dan isyarat kemajuan dalam negosiasi kesepakatan gencatan senjata Gaza. Meski demikian, sanksi terbaru AS terhadap Iran menjadi katalis positif bagi harga minyak.

Presiden AS Donald Trump pada hari Rabu mengumumkan tarif baru sebesar 50% untuk tembaga yang akan mulai berlaku secara efektif pada 1 Agustus dengan tujuan untuk mendorong pembangunan industri domestik. Keputusan Trump tersebut memicu kekhawatiran akan memberikan tekanan terhadap pertumbuhan industri global terutama di sektor pertahanan, elektronik, dan otomotif.

Turut membebani harga, kelompok Hamas pada hari Rabu mengatakan telah menyetujui untuk membebaskan 10 sandera dalam upaya yang sedang berlangsung untuk mencapai gencatan senjata di Gaza. Di hari yang sama, Utusan AS Steve Witkoff menyatakan optimis bahwa kesepakatan gencatan senjata yang mencakup gencatan senjata selama 60 hari, dengan pembebasan 10 sandera hidup dan sembilan sandera meninggal, akan dapat dicapai pada akhir minggu ini.

Di sisi pasokan, dalam laporan yang dirilis Rabu oleh EIA menunjukkan stok minyak mentah secara tak terduga melonjak naik sebesar 7,07 juta barel, di luar prediksi awal yang memperkirakan stok akan turun sebesar 2 juta barel. Laporan EIA tersebut mengindikasikan permintaan yang lesu di pasar minyak AS.

Sementara itu, Departemen Keuangan AS pada hari Rabu menjatuhkan sanksi tambahan terkait Iran yang menargetkan 22 perusahaan di Hong Kong, Uni Emirat Arab, dan Turki karena dituduh atas peran mereka dalam membantu penjualan minyak Iran.

Melihat dari sudut pandang teknis, harga minyak berpotensi menemui posisi resistance terdekat di level $71 per barel. Namun, apabila menemui katalis negatif maka harga berpotensi turun ke support terdekat di level $66 per barel.

Source : ICDX