Jumat, 11 Juli 2025 – Harga emas naik ke level $3.325 per troy ons pada awal sesi perdagangan hari ini, ditopang oleh sentimen risk-off akibat memanasnya tensi perdagangan global.
Presiden AS Donald Trump kembali meningkatkan ketegangan geopolitik dengan mengeluarkan kebijakan tarif 50% terhadap impor tembaga dan sejumlah barang dari Brasil, yang efektif berlaku mulai 1 Agustus. Langkah ini mempertegas sikap proteksionis AS dan meningkatkan permintaan terhadap aset safe haven seperti emas.
Namun, laju penguatan logam mulia tertahan oleh fundamental makroekonomi AS yang masih kokoh. Klaim awal tunjangan pengangguran mingguan secara tak terduga turun sebanyak 5.000 menjadi 227.000, level terendah dalam tujuh minggu terakhir. Data ini mempertegas ketahanan pasar tenaga kerja, sekaligus mengindikasikan bahwa sektor ketenagakerjaan belum cukup melemah untuk mendorong The Fed mengambil sikap pelonggaran lebih agresif. Penurunan klaim juga terjadi di tengah fluktuasi musiman akibat libur Hari Kemerdekaan, namun tetap menjadi sinyal hawkish yang memperkecil peluang pemangkasan suku bunga jangka pendek.
Di saat yang sama, risalah rapat FOMC bulan Juni menunjukkan mayoritas pejabat The Fed masih cenderung menahan diri terhadap pemangkasan suku bunga, dengan tekanan inflasi dari sisi tarif menjadi perhatian utama. Bahkan, Presiden Fed St. Louis menggarisbawahi risiko kenaikan inflasi, yang semakin memperkuat narasi bahwa The Fed belum akan terburu-buru mengambil langkah akomodatif.
Sementara itu, indeks Dolar AS menguat ke level tertinggi dua minggu dan imbal hasil obligasi pemerintah juga naik, menambah tekanan bagi logam mulia.
Secara teknikal, level support terdekat untuk harga emas berada di kisaran $3.313 hingga $3.301, sedangkan resistance terdekat terletak di $3.333 hingga $3.341. Jika tekanan jual meningkat, support lebih dalam terlihat di $3.281, sementara resistance jangka menengah berada di area $3.361.
Source : ICDX