Jumat, 18 Juli 2025 – Pada penutupan pekan pagi ini, harga minyak terpantau bergerak terkoreksi melemah dibebani oleh sentimen dari potensi kembali memanasnya konflik dagang AS – China, dan isyarat dimulainya kembali ekspor minyak Kurdistan melalui pipa Turki.
Departemen Perdagangan AS pada hari Kamis mengumumkan akan mengenakan bea masuk anti-dumping awal sebesar 93,5% untuk grafit anoda yang diimpor dari semua produsen China, dengan alasan bahwa komponen kunci untuk baterai kendaraan listrik tersebut dijual di AS dengan harga di bawah harga pasar wajar. AS mengimpor senilai $347,1 juta grafit anoda pada tahun 2023, tambah sumber dari perdagangan. Pengenaan tarif anti dumping itu berpotensi memicu konflik dagang kembali memanas antara AS dengan China.
Turut membebani harga, pemerintah federal Irak pada hari Kamis mengatakan bahwa Kurdistan Irak akan melanjutkan ekspor minyak melalui pipa ke Turki setelah terhenti selama dua tahun, meskipun di tengah terjadinya serangan pesawat drone selama empat hari terakhir. Berdasarkan perjanjian baru yang disetujui oleh kabinet federal, Kurdistan akan segera mengirimkan setidaknya 230.000 bph ke perusahaan pemasaran minyak negara bagian SOMO untuk diekspor.
Sementara itu, Israel melancarkan serangan yang menewaskan sedikitnya 27 orang pada hari Kamis di Jalur Gaza, termasuk serangan terhadap sebuah gereja yang dulu sering dikunjungi mendiang Paus Fransiskus. Dua pejabat dari kelompok Palestina Hamas pada hari Kamis mengatakan bahwa tidak ada terobosan dalam perundingan gencatan senjata yang sedang berlangsung saat ini di Doha karena militer Israel terus menggempur Gaza.
Dukungan lainnya datang dari Slowakia yang mengisyaratkan akan menyetujui paket sanksi Uni Eropa ke-18 terhadap Rusia setelah beberapa kali memblokirnya, kata Perdana Menteri Robert Fico. Para duta besar negara-negara Uni Eropa akan bertemu pada Jumat pagi untuk menyetujui sanksi baru tersebut, yang mencakup penerapan batas harga mengambang (floating price cap) untuk ekspor minyak mentah Rusia, yakni sebesar 15% di bawah rata-rata harga pasar dalam tiga bulan sebelumnya. Sanksi tersebut berpotensi memperketat pasokan minyak Rusia ke pasar global.
Melihat dari sudut pandang teknis, harga minyak berpotensi menemui posisi resistance terdekat di level $69 per barel. Namun, apabila menemui katalis negatif maka harga berpotensi turun ke support terdekat di level $64 per barel.
Source: ICDX