Senin, 21 Juli 2025 – Mengawali pembukaan pekan pagi ini, harga minyak terpantau bergerak terkoreksi menguat didukung oleh potensi mengetatnya pasokan minyak Rusia akibat sanksi terbaru UE. Meski demikian, sinyal bullish minyak dibatasi oleh sentimen dari tercapainya gencatan senjata Israel – Suriah, dan rencana AS untuk mengembangkan sektor energi Suriah.

Raksasa minyak Rusia, Rosneft, pada hari Minggu mengecam keras sanksi terbaru yang dijatuhkan UE terutama yang menargetkan anak perusahaannya di India, Nayara Energy, sebagai tindakan ilegal yang secara terang-terangan melanggar hukum internasional. Rosneft mengatakan bahwa saham yang dimiliki di Nayara kurang dari 50% dan opersionalnya dikelola oleh Dewan Direksi independen. UE pada hari Jumat memberlakukan paket sanksi ke-18 terhadap Rusia yang mencakup penurunan batas harga minyak, pembatasan terhadap kilang Nayara Energy, pembatasan perbankan, dan pembatasan bahan bakar yang terbuat dari minyak mentah Rusia.

Lebih lanjut, pasokan minyak mentah ke UE berpotensi terancam dengan adanya sanksi terbaru UE yang membatasi impor minyak mentah Rusia yang diolah di negara ketiga, kecuali beberapa sekutu terpilih seperti AS, Inggris, Kanada, dan Swiss. Sanksi tersebut akan merugikan negara-negara seperti India, Turki, dan UEA, yang mengolah minyak mentah Rusia dan menjualnya dalam bentuk solar, bensin, dan bahan bakar jet ke UE.

Sementara itu, Israel dan Suriah pada hari Jumat menyepakati untuk melakukan gencata senjata yang didukung oleh Turki, Yordania, dan negara-negara tetangga, yang sekaligus menandai berakhirnya kekerasan selama hampir seminggu yang menewaskan lebih dari 300 orang. Setelah gencatan senjata tercapai, seorang pejabat Israel mengatakan Israel setuju untuk mengizinkan pasukan Suriah mengakses wilayah Sweida di Suriah selatan secara terbatas selama dua hari ke depan.

Turut membebani harga, perusahaan energi di AS, Baker Hughes, Hunt Energy, dan Argent LNG, berencana mengembangkan rencana induk untuk sektor energi di Suriah, yang mencakup eksplorasi minyak, gas, dan pembangkit listrik, ungkap CEO Argent LNG, Jonathan Bass, pada hari Jumat. Rencana tersebut sekaligus menandai langkah terbaru untuk menghidupkan kembali sektor energi Suriah yang hancur pasca perang saudara selama 14 tahun.

Melihat dari sudut pandang teknis, harga minyak berpotensi menemui posisi resistance terdekat di level $69 per barel. Namun, apabila menemui katalis negatif maka harga berpotensi turun ke support terdekat di level $64 per barel.

Source : ICDX