Senin, 23 Juni 2025 – Pasangan mata uang Aussie naik ke zona 0.6422. Dolar Australia (AUD) melemah terhadap Dolar AS (USD) pada awal pekan. Sentimen risiko global memburuk setelah Presiden AS Donald Trump mengonfirmasi serangan udara terhadap tiga fasilitas nuklir utama Iran: Fordow, Natanz, dan Isfahan. Langkah ini memperkuat permintaan terhadap aset safe haven seperti Dolar AS, sementara Iran mengancam akan membalas dan menyetujui undang-undang untuk menutup Selat Hormuz, meningkatkan kekhawatiran pasar akan gangguan suplai minyak global dan potensi perang yang lebih luas di Timur Tengah.

Di sisi domestik, data ekonomi Australia yang dirilis hari Senin menunjukkan hasil yang campuran namun tidak terlalu menggembirakan. PMI manufaktur Australia tetap di angka 51.0 pada bulan Juni, sedangkan PMI jasa naik tipis menjadi 51.3 dari 50.6 sebelumnya, dan PMI komposit meningkat menjadi 51.2. Meski data ini menunjukkan aktivitas ekspansif secara teknikal, namun tidak cukup kuat untuk menopang AUD di tengah tekanan eksternal dan ketidakpastian ekonomi global. Ditambah lagi, laporan ketenagakerjaan terbaru mencatat penurunan 2.500 pekerjaan di bulan Mei, menambah kekhawatiran akan melambatnya pasar tenaga kerja.

Sementara itu, ekspektasi bahwa Reserve Bank of Australia (RBA) dapat memangkas suku bunga pada Juli terus meningkat di tengah lemahnya data domestik. Di sisi global, meski Gubernur The Fed Christopher Waller memberikan sinyal dovish dengan membuka peluang pemangkasan suku bunga pada Juli, pasar tetap menilai bahwa suku bunga AS akan bertahan tinggi dalam waktu yang lebih lama, mengingat peringatan dari Jerome Powell mengenai risiko inflasi dari kebijakan tarif Trump. Ketidakpastian ini semakin memperkuat posisi USD dan membatasi ruang bagi AUD untuk bangkit dalam jangka pendek.

Harga pada pasangan mata uang AUDUSD turun. Support terdekatnya di zona 0.6390 dan resistance terdekatnya di zona 0.6450. Support lanjutan di zona 0.6340 dan dilanjutkan ke zona 0.6300. Resistance lanjutan di zona 0.6490 dan dilanjutkan resistance selanjutnya di zona 0.6520.

EURUSD – Pasangan mata uang Euro turun ke zona 1.1493. Pasangan mata uang Euro kembali melemah dipicu oleh penguatan Dolar AS setelah Presiden AS Donald Trump resmi memerintahkan serangan terhadap tiga fasilitas nuklir Iran di Fordo, Natanz, dan Isfahan. Pernyataan Trump bahwa fasilitas pengayaan nuklir utama Iran “telah dihancurkan total” dan ancaman serangan lebih besar jika Iran tidak menyerah, mendorong permintaan terhadap aset safe haven seperti Greenback. Kondisi ini membebani Euro meskipun sebelumnya sempat menguat didukung komentar dovish dari Gubernur The Fed Christopher Waller yang mendukung pemangkasan suku bunga pada Juli. Di sisi Eropa, meskipun Bank Sentral Eropa (ECB) telah memangkas suku bunga untuk kedelapan kalinya dalam setahun, Presiden ECB Christine Lagarde mengisyaratkan jeda pelonggaran lebih lanjut pada Juli. Ia menegaskan bahwa ECB kini berada dalam posisi yang baik untuk menghadapi ketidakpastian ekonomi. Namun, data kepercayaan konsumen Uni Eropa untuk bulan Juni yang turun ke -15,3 (lebih buruk dari ekspektasi -14,5), dan kegagalan mencapai kesepakatan dagang dengan AS menjelang tenggat 9 Juli, menambah tekanan pada Euro. Ketegangan geopolitik dan penurunan sentimen risiko global kemungkinan tetap menjadi penentu arah pergerakan EURUSD dalam jangka pendek. Support terdekatnya di zona 1.1420 dan resistance terdekatnya di zona 1.1530.

GBPUSD – Pasangan mata uang Pound turun ke area 1.3431. Pasangan GBPUSD melemah terdorong melemah oleh penguatan Dolar AS sebagai aset safe haven menyusul serangan militer AS terhadap fasilitas nuklir Iran. Presiden Trump menyatakan bahwa situs pengayaan nuklir utama Iran telah “dihancurkan total” dan memperingatkan serangan lanjutan jika Iran tidak menyetujui perdamaian. Iran merespons dengan keras, meningkatkan kekhawatiran akan eskalasi konflik regional. Ketegangan ini memperkuat permintaan terhadap Dolar AS dan menekan nilai tukar Sterling. Dari sisi domestik, pelemahan Pound juga diperburuk oleh data Penjualan Ritel Inggris yang jatuh 2,7% pada Mei, jauh di bawah ekspektasi penurunan 0,5% dan revisi kenaikan 1,3% di bulan sebelumnya. Hal ini meningkatkan ekspektasi pasar bahwa Bank of England (BoE) mungkin akan memangkas suku bunga dalam waktu dekat. Meskipun BoE mempertahankan suku bunga di 4,25% pada pertemuan terakhir, Gubernur Andrew Bailey mengindikasikan bahwa arah suku bunga ke depan kemungkinan akan menurun, meskipun dunia tetap “sangat tidak terprediksi.” Ketidakpastian global dan tekanan inflasi yang melemah menjadi kombinasi yang membebani prospek Pound Sterling. Support terdekatnya di area 1.3380 dan resistance terdekatnya di zona 1.3490.

NZDUSD – Pasangan mata uang Kiwi naik ke area 0.5958. Dolar Selandia Baru (NZD) melemah terhadap Dolar AS (USD) pada hari Jumat, dengan pasangan NZDUSD turun di bawah level psikologis 0.6000, tertekan oleh menguatnya Greenback dan berkurangnya likuiditas akibat libur nasional Matariki di Selandia Baru. Meski data Produk Domestik Bruto (PDB) Selandia Baru kuartal pertama menunjukkan pertumbuhan 0,8% di atas ekspektasi pasar, NZD gagal mempertahankan penguatannya karena fokus investor masih tertuju pada sikap hawkish Ketua The Fed Jerome Powell dan meningkatnya ketegangan geopolitik antara Israel-Iran. Di sisi lain, kebijakan “higher for longer” suku bunga The Fed yang ditopang oleh inflasi berbasis tarif dan proyeksi pertumbuhan ekonomi AS yang solid, menjaga daya tarik Dolar AS. Sementara itu, perbedaan arah kebijakan antara The Fed dan Reserve Bank of New Zealand (RBNZ), yang sebelumnya telah memangkas suku bunga enam kali berturut-turut, semakin memperlebar ketimpangan yield dan membebani NZD secara struktural. Support terdekatnya di area 0.5910 dan resistance terdekatnya di zona 0.6030.

USDJPY – Pasangan mata uang Yen turun ke zona 146.45. Pasangan mata uang Yen menguat ke level tertinggi dalam tiga pekan terakhir. Penguatan ini terjadi meskipun data inflasi Jepang menunjukkan Core CPI naik 3.7% YoY di Mei, tertinggi sejak Januari 2023, yang seharusnya mendukung ekspektasi kenaikan suku bunga oleh Bank of Japan (BoJ). Namun, komentar Gubernur BoJ Kazuo Ueda yang tetap berhati-hati menegaskan bahwa normalisasi kebijakan akan dilakukan secara bertahap, sehingga membatasi dukungan terhadap Yen. Di sisi lain, imbal hasil obligasi 10-tahun AS naik ke 4.43%, memberikan dorongan tambahan bagi Dolar AS terhadap Yen. Sementara itu, data dari AS menunjukkan indeks manufaktur Philadelphia Fed tetap stagnan di -4.0 pada Juni dan indeks ketenagakerjaan turun ke wilayah kontraksi, menambah sinyal perlambatan ekonomi AS. Namun, laporan kebijakan moneter The Fed tetap menegaskan bahwa inflasi masih tinggi dan dampak tarif belum sepenuhnya tercermin. Dengan demikian, pasar tetap memperkirakan pemangkasan suku bunga yang bertahap, mendukung ketahanan USD terhadap mata uang dengan imbal hasil rendah seperti Yen. Ketegangan geopolitik di Timur Tengah juga berpotensi mendorong permintaan aset safe haven, tetapi sentimen dominan saat ini tetap mendukung penguatan USDJPY. Support terdekatnya di area 146.00 dan resistance terdekatnya di zona 146.95.

USDCAD – Mata uang Loonie turun ke zona 1.3736. Pasangan USDCAD mencatat penguatan moderat di awal pekan seiring meningkatnya permintaan terhadap Dolar AS sebagai aset safe haven menyusul serangan udara AS ke tiga fasilitas nuklir Iran. Kekhawatiran atas potensi eskalasi konflik di Timur Tengah menjadi pendorong utama kenaikan USD, sementara pelemahan data manufaktur AS serta ekspektasi penurunan suku bunga The Fed tetap membatasi penguatan lebih lanjut. Di sisi lain, lonjakan harga minyak akibat ketegangan geopolitik menopang Dolar Kanada (CAD), mengingat Kanada adalah salah satu eksportir minyak utama dunia, namun belum cukup kuat untuk menahan dominasi USD di tengah ketidakpastian global. Dari sisi domestik, rilis data penjualan ritel Kanada bulan April diperkirakan tumbuh 0,5% setelah kenaikan 0,8% di Maret, didorong oleh lonjakan penjualan kendaraan bermotor sebelum tarif impor AS diberlakukan. Namun, kekhawatiran pasar bahwa konsumsi akan melambat pada Mei cukup membayangi prospek CAD. Bank of Canada mempertahankan suku bunga di 2,75% pada awal Juni, namun memberi sinyal bahwa proyeksi pertumbuhan PDB kuartal kedua melemah. Dengan inflasi dan data pertumbuhan kuartal berikutnya akan dirilis pekan ini, hasilnya diperkirakan menjadi penentu arah kebijakan suku bunga BoC selanjutnya. Jika data menunjukkan pelemahan, maka tekanan terhadap CAD bisa meningkat karena jarak suku bunga dengan The Fed yang lebih tinggi semakin lebar. Support terdekatnya di zona 1.3700 dan resistance terdekatnya di zona 1.3750.

USDCHF – Pasangan mata uang Swiss turun ke zona 0.8160. Kenaikan pada kinerja mata uang ini ditopang oleh penguatan Dolar AS yang didorong oleh nada hawkish dari Federal Reserve, yang mempertahankn suku bunga acuannya dan memperkecil prospek penurunan suku bunga tahun ini akibat tekanan inflasi yang berasal dari tarif impor era Trump. Di sisi lain, Franc Swiss melemah setelah Swiss National Bank (SNB) memangkas suku bunga sebesar 25 bps menjadi 0%, menjadikannya bank sentral besar pertama yang kembali ke level nol sebuah langkah yang memperlebar kesenjangan kebijakan moneter dengan The Fed. Meski SNB kemudian mengisyaratkan tidak akan menambah pemangkasan lebih lanjut dalam waktu dekat, sentimen pasar tetap menilai CHF akan tertinggal secara fundamental dibandingkan mata uang utama lain. Ketegangan geopolitik yang terus meningkat antara Israel dan Iran juga mendorong volatilitas pasar, namun dukungan terhadap Dolar AS tetap kuat, khususnya karena imbal hasil obligasi AS yang stabil. Ke depan, perhatian pasar akan tertuju pada data inflasi dan PDB Kanada serta pidato Ketua The Fed Jerome Powell, yang berpotensi memperkuat momentum penguatan USD terhadap CHF. Support terdekatnya di area 0.8130 dan resistance terdekatnya di zona 0.8190.

Source : ICDX