Kamis, 03 Juli 2025 – Harga minyak pagi ini terpantau bergerak bearish tertekan oleh sentimen dari melesunya permintaan minyak di AS, dan harapan akan segera tercapainya gencatan senjata Gaza. Meski demikian, sinyal positif gencatan dagang AS – China, dan sanksi lebih lanjut dari AS terhadap Iran berpotensi mendorong harga kembali bullish.

Dalam laporan yang dirilis Rabu malam oleh EIA menunjukkan stok minyak mentah melonjak naik sebesar 3,85 juta barel, di luar prediksi awal yang memperkirakan stok akan turun sebesar 2 juta barel. Selain itu, stok bensin juga mengalami lonjakan kenaikan sebesar 4,19 juta barel, di luar ekspektasi awal yang memperkirakan terjadinya penurunan sebesar 940.000 barel. Laporan EIA untuk pekan yang berakhir 27 Juni tersebut mengindikasikan permintaan yang sedang lesu di pasar energi AS.

Turut membebani harga, harapan tercapainya gencatan senjata di Gaza menunjukkan kemajuan positif. Menteri Luar Negeri Gideon Saar pada hari Rabu menegaskan bahwa Israel serius dalam keinginan untuk mencapai kesepakatan baik terkait sandera maupun gencatan senjata, dan Israel bertujuan untuk memulai perundingan jarak dekat sesegera mungkin. Di hari yang sama, kelompok Hamas mengatakan sedang mempelajari proposal gencatan senjata baru yang diterima dari mediator Mesir dan Qatar.

Sementara itu, Departemen Perdagangan AS pada hari Rabu resmi mencabut pembatasan ekspor etana ke China, yang sekaligus mengisyaratkan gencatan dagang AS – China berjalan sesuai rencana. AS memberlakukan pembatasan ekspor etana ke China sejak akhir Mei dan awal Juni lalu sebagai balasan karena China dituduh memperlambat pengiriman tanah jarang yang penting bagi produsen mobil dan industri lainnya di AS.

Dukungan lainnya datang dari Presiden Iran Masoud Pezeshkian yang pada hari Rabu memberlakukan sebuah undang-undang untuk menangguhkan kerja sama dengan pengawas nuklir PBB, IAEA, karena dituduh berpihak pada negara Barat dan memberikan pembenaran atas serangan udara Israel. Keputusan Pezeshkian tersebut mendapat respon keras dari AS dan berpotensi memicu penerapan sanksi lebih lanjut yang menargetkan Iran, terutama pada sektor perminyakan.

Melihat dari sudut pandang teknis, harga minyak berpotensi menemui posisi resistance terdekat di level $69 per barel. Namun, apabila menemui katalis negatif maka harga berpotensi turun ke support terdekat di level $64 per barel.

Source : ICDX